Inilah 5 MBTI Paling Boros Saat Belanja dan Tips Agar Hemat

Inilah 5 MBTI Paling Boros Saat Belanja dan Tips Agar Hemat

Beberapa dari Anda mungkin pernah mengalami dompet kosong padahal masih awal bulan? Mungkin, ini terjadi karena Anda tak sadar menghabiskan uang dari promo-promo yang bertebaran di media sosial maupun marketplace. Dalam dunia MBTI pun, ternyata ada beberapa MBTI paling boros yang selalu kalap saat berbelanja, lho.

Bukan untuk menghakimi, artikel ini akan membuat Anda memahami diri sendiri dan lebih bijak soal mengelola finansial. Yuk, langsung saja cek pembahasannya di bawah ini.

Daftar MBTI Paling Boros dan Cara Hemat Kelola Finansial

Dari banyaknya jenis-jenis kepribadian, ada beberapa MBTI paling boros yang senang berbelanja, terutama saat ada promo. Yuk, cek disini biar tahu lebih lanjut!

Berikut beberapa MBTI paling boros dan cara hemat mengelola finansial berikut:

1. ENFP

MBTI paling boros pertama adalah ENFP yang terkenal spontan, penuh ide kreatif, dan menyukai pengalaman baru. Karakter ini membuat ENFP cenderung menghabiskan uang untuk hal-hal yang memberi kesenangan instan, seperti traveling, konser musik, atau mencoba restoran baru. Tantangan terbesarnya adalah sulit menahan diri ketika ada sesuatu yang terlihat menarik dan bisa meningkatkan mood.

Cara hemat untuk ENFP adalah dengan membuat “anggaran kesenangan” yang terpisah dari kebutuhan utama. Jadi, setiap bulan, Anda bisa mengalokasikan dana khusus untuk aktivitas spontan. Jika sudah habis, maka Anda perlu menunggu bulan berikutnya. Dengan begitu, kebiasaan boros tetap bisa terkendali tanpa menghilangkan sisi eksploratif Anda.

2. ENTP

Sebagai pribadi yang penuh rasa ingin tahu, ENTP gemar mencoba hal baru, termasuk produk teknologi, hobi unik, atau peluang bisnis yang menarik. Namun, sikap impulsif kadang membuat Anda mengeluarkan uang lebih banyak dari yang seharusnya. ENTP juga sering berinvestasi dalam sesuatu tanpa riset matang, sehingga risiko kerugian cukup besar.

Solusi agar lebih hemat adalah belajar menunda keputusan belanja. Terapkan aturan “24 jam” sebelum membeli sesuatu yang bukan kebutuhan pokok. Selain itu, lakukan evaluasi terhadap setiap investasi dengan mencatat keuntungan dan kerugian yang pernah Anda alami. Dengan begitu, Anda bisa tetap memanfaatkan sifat inovatif tanpa harus menguras dompet.

3. ESFP

ESFP masuk ke deretan MBTI paling boros karena mereka berpikir bahwa hidup harus dinikmati dengan penuh warna. Sifat sosial dan suka jadi pusat perhatian membuat ESFP sering membelanjakan uang untuk fashion, hiburan, atau hangout bersama teman. Tantangan terbesar adalah sulit menolak ajakan nongkrong karena merasa khawatir kehilangan momen seru.

Agar finansial lebih terkontrol, sebaiknya ESFP memiliki daftar prioritas bulanan. Misalnya, batasi jumlah acara sosial yang diikuti atau tentukan maksimal pengeluaran untuk hiburan. Anda juga bisa mencari alternatif hiburan yang lebih murah, seperti mengadakan acara kecil di rumah bersama sahabat. Dengan begitu, sisi sosial tetap terpuaskan tanpa membuat keuangan berantakan.

4. ESTP

Sebagai pribadi yang energik, cepat mengambil keputusan, dan suka tantangan, ESTP sering kali impulsif dalam membelanjakan uang. Anda mungkin tertarik pada hobi ekstrem, olahraga mahal, atau gadget terbaru. Sifat kompetitif juga membuat Anda ingin menunjukkan keberhasilan melalui gaya hidup.

Tips hemat bagi ESTP adalah fokus pada tujuan finansial jangka panjang. Cobalah menuliskan target konkret, seperti menabung untuk investasi atau dana darurat. Selain itu, gunakan aplikasi keuangan untuk memantau arus keluar-masuk uang. Dengan data yang jelas, Anda bisa menyeimbangkan antara kebutuhan gaya hidup dan keamanan finansial.

5. ESFJ

Anda yang memiliki kepribadian ESFJ biasanya dermawan, perhatian pada orang lain, dan senang memberikan hadiah. Kelemahannya, Anda cenderung mengeluarkan uang demi membuat orang lain bahagia, meskipun itu memberatkan kondisi finansial sendiri. ESFJ juga suka memastikan acara sosial berjalan sempurna, yang akhirnya memerlukan biaya tambahan.

Agar tidak boros, ESFJ perlu membedakan antara kebutuhan pribadi dan kebutuhan orang lain. Tidak semua kebahagiaan orang harus Anda tanggung dengan uang. Buatlah batasan dalam memberi hadiah, misalnya dengan memilih kado sederhana tapi penuh makna. Dengan begitu, sifat penyayang tetap tersalurkan tanpa membuat dompet terkuras.

6. ENFJ

Sebagai sosok yang peduli, karismatik, dan suka membantu orang lain, ENFJ sering kali boros karena ingin mendukung lingkungan sekitar. Anda mungkin mengeluarkan banyak uang untuk donasi, proyek sosial, atau sekadar membantu teman. Tantangan utamanya adalah sulit menolak permintaan tolong, meskipun sedang dalam kondisi keuangan terbatas.

Cara hemat bagi ENFJ adalah dengan membuat anggaran khusus untuk kepedulian sosial. Misalnya, sisihkan 5–10% dari pendapatan untuk donasi atau bantuan. Jika ada permintaan di luar itu, Anda bisa dengan tenang menolak tanpa rasa bersalah. Dengan sistem ini, Anda tetap bisa berbagi tanpa mengorbankan stabilitas finansial pribadi.

7. INFP

Tak hanya dari kalangan ekstrovert, MBTI paling boros juga ada dari kalangan introvert, yaitu INFP. Sosok ini terkenal idealis, mengikuti kata hati, dan gemar mengapresiasi seni atau pengalaman bermakna. Tantangan finansial terbesar adalah kecenderungan membeli sesuatu yang dianggap memiliki nilai emosional, meski tidak terlalu dibutuhkan. INFP juga bisa boros untuk mendukung hobi kreatif, seperti buku, alat musik, atau karya seni.

Agar lebih hemat, INFP sebaiknya membedakan antara “keinginan hati” dan “kebutuhan nyata”. Terapkan sistem pencatatan sederhana, setiap kali ingin membeli sesuatu, tuliskan alasan dan manfaatnya. Jika lebih banyak bersifat emosional tanpa fungsi nyata, pertimbangkan kembali sebelum membeli. Dengan cara ini, Anda bisa tetap menyalurkan sisi idealis tanpa menimbulkan masalah finansial.

Itulah beberapa sosok MBTI paling boros daripada yang lain karena sifat spontan, sosial, atau emosional mereka. Namun, bukan berarti Anda tidak bisa mengelola keuangan dengan baik. Kuncinya adalah memahami kecenderungan pribadi lalu mencari strategi pengendalian yang sesuai. Dengan disiplin, setiap kepribadian tetap bisa menikmati hidup sambil menjaga stabilitas finansial.